Monday, March 21, 2016

M A N A J E M E N



1.     Definisi “Manajemen”, menurut:
a.      James A. F Stoner
Manajemen menurut James A. F Stoner adalah proses perencanaan, organisasi, pengamatan dan bimbingan usaha semua organisasi anggota dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

b.      Peter E. Drucker
Manajemen menurut Peter E. Drucker adalah organ serbaguna yang mengelola bisnis dan manajer serta mengelola pekerja dan bekerja.

Sumber:

2.     Fungsi Manajemen P O A C:
Pada dasarnya, ada 4 fungsi Manajemen yang sering disebut dengan “POAC”, diantaranya adalah Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.
a.      Planning (Perencanaan)
Planning atau perencanaan merupakan dasar yang dibangun dalam bidang manajemen, dan dibutuhkan perencanaan administrasi untuk menilai perusahaan saat ini hingga saat yang akan mendatang. Perencaan ini merupakan tindakan yang sesuai dan dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

b.      Organizing (Pengorganisasian)
Organizing atau pengorganisasian adalah fungsi kedua yang dibangun dalam bidang manajemen, untuk mengatur perusahaan, mengatur administrasi perushaan dan mengatur dalam melakukan re-shuffle team work demi tercapainya tujuan perusahaan.

c.       Actuating
Actuating adalah fungsi ketiga yang dibangun dalam bidang manajemen. Actuating lebih memperlihatkan tindakan nyata yang telah disusun oleh fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Actuating adalah manajer yang mengarahkan seluruh pihak perusahaan untuk mencapai tujuan.
d.      Controlling (Pengontrolan)
Controlling atau pengontrolan adalah fungsi keempat yang dibangun dalam bidang manajemen. Manajemen menerapkan fungsi ini untuk melakukan perbaikan di dalam perusahaannya melalui evaluasi serta pelaporan kinerja nyata dari para pekerja.

Sumber:

3.     Proses Manajemen “Henry Fayol / Fayolism”
a.       Planning, mengambil organisasi sumber daya yang tersedia dan fleksibilitas anggota pekerja dengan mempertimbangkan segala aspek untuk menjamin kesinambungan di dalam perusahaan.
b.      Organizing, pembagian tugas untuk para pekerja, mempergunakan bahan baku agar perusahaan yang dippimpin dapat membangun struktur kerja yang baik.
c.       Comanding, memberikan motivasi atau dukungan kepada tim kerja di dalam perusahaan dan mendorong para pekerja untuk lebih inisiatif dalam mengambil keputusan.
d.      Coordinating, bertujuan untuk memberikan motivasi yang membangun rasa lebih disiplin di dalam diri para pekerja dalam dinamika kelompok. Hal ini akan membangun komukasi yang jelas dan kepimpinan yang baik di dalam perusahaan.
e.       Controlling, melakukan evaluasi dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan/pekerja perusahaan untuk melakukan perbaikan di dalam perusahaan.

Sumber:

4.       Manajemen Role dari “Mintz Berg”
Manajemen dimasukkan ke dalam setiap aspek dari sebuah organisasi dan melibatkan berbagai peran dan tanggung jawab. Manajemen role yang diberikan oleh Mintz Berg terdiri dari 3 kategori yang mencakup peran yang berbeda.
a.      Informational
Ø  Mentor                        : mecari dan menerima berbagai informasi untuk mengmebangkan pemahaman yang menyeluruh tentang organisasi dengan   lingkungan.
Ø  Disseminator             : mentransmisikan informasi yang diterima dari luar atau dari bawahan anggota organisasi.
Ø  Spokesperson           : mengirimkan informasi dari dalam dan luar organisasi.

b.      Decisional
Ø  Entrepreneur                            : pencarian organisasi dan lingkungannya serta memulai proyek-proyek perbaikan untuk membawa perubahan
Ø  Disturbance Handler              : mengambil tindakan korektif ketika organisasi menghadapi gangguan yang tak terduga.
Ø  Resources Allocator                : mengalokasikan organisasi sumber daya
Ø  Negotiator                                  : mewakili organisasi pada negoisasi utama

c.       Interpersonal
Ø  Figurehead (Peran Kepala) yaitu yang melakukan tugas hukum atau sosial simbolik. Semua sosial, inspirasi, kewajiban hukum dan seremonial. Dalam hal ini, manajer dipandang sebagai simbol status dan otoritas serta yang biasanya mewakili perudahaan/organisasi untuk kegiatan diluar perusahaan/organisasi.
Ø  Liasion (Pemimpin) yaitu  membangun hubungan dengan karyawan dan berkomunikasi dengan, memotivasi, dan pelatih mereka.
Ø  Liaison (Penghubung) yaitu penghubung memelihara jaringan kontak di luar unit kerja untuk mendapatkan informasi.

Sumber:

5.     Teori Organisasi Klasik, menurut:
a.      Henry Fayol
1.       Division of Work
Spesialisasi sebagai proses manusia alami yang terlihat dari setiap masyarakat.
2.       Authority and Responsibility
Pentingnya menghubungkan otoritas tanggung jawab untuk bersama-sama meningkatkan penilaian dan moralitas.
3.       Discipline
Salah satu sikap manajer dan anggotanya yang sangat penting untuk kelancaran dan kemajuan sebuah perusahaan.
4.       Unity of Command
Karyawan hanya memiliki 1 superior atau atasan atau supervisor.
5.       Unity of Direction
Supervisor atau atasan memiliki rencana yang utuk satu kelompok kerja atau perusahaan yang memiliki tujuan yang sama.
6.       Subordination of Individual Interests To The General Interest
Tidak ada pihak yang membuat konflik atas kepentingan diri sendiri, melainkan harus menciptakan kesejahteraan organisasi secara keseluruhan.
7.       Remuneration of Personnel
Kepuasan karyawan tergantung pada gaji yang diberikan, termasuk kompensasi finansial dan non-finansial
8.       Centralization
Manajer menjadi pusat untuk memimpin seluruh karyawannya/anggotanya, sehingga tidak ada kesalahpahaman dalam kepemimpinan.
9.       Scalar chain (line of authority)
Kesatuan kepemimpian yang menyebabkan banyaknya rantai otoritas, sehingga menghalangi komunikasi antar pemimpin dan karyawan.
10.   Order
Perbedaan tempat dalam menyeimbangkan kebutuhan dan sumber daya organisasi.
11.   Equity
Untuk mendapatkan komitmen dari para anggota organisasi, maka para manajer harus memperlakukan mereka secara adil.
12.   Stability of Tenure of Personnel
Waktu yang diperlukan oleh setiap anggota organisasi untuk memberikan hasil yang mereka kerjakan di dalam 1 periode.
13.   Initiative
Setiap bagian dari organisai memiliki kesempatan untuk memikirkan masalah yang ada dan memberikan solusi serta menerapkannya merupakan pengalaman yang berharga untuk meningkatkan motivasi.
14.   Esprit de corps
Harus saling menguatkan antar anggota agar terciptanya dorongan untuk saling memotivasi.
Sumber:

b.      Max Weber
Max Weber mengklasifikasikan organisasi menurut sifat legitimasi, diantaranya:
1.       Charismatic Authority
Organisasi ini didasarkan pada kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing karakteristik atau karateristik individu.
2.       Traditional Authority
Organisasi ini didasarkan atas kepercayaan kepada adat istiadat.
3.       Rational Legal Authority
Organisasi ini didasarkan atas aturan atau kode yang berlaku.
Sumber:

c.       Mary Parker Follett
Menurut teori klasik yang dituliskan bahwa adanya hubungan antara manusia dengan tingkah laku. Baginya, organisasi adalah system sosial dan aspek psikologis serta sosiologis sangat ditonjolkan dalam tulisannya. Menurut konfliknya, dalam sebuah organisasi yang tak terelakan dan konflik buruk akan memberikan peluang hasil yang baik dan buruk. Maka, Mary Parker Follett menyarankan kepada manajer untuk menggunakan 3 cara konflik secara konstruktif untuk melakukan hal yang sama, diantaranya:
1.       Dominasi untuk menyelesaikan konflik / masalah
2.       Kompromi
3.       Integritas untuk menyelesaikan konflik / masalah
Sumber:

6.     Teori Machiavelli
Nicolo Machiavelli salah satu politikus Florentine yang pension dari pelayanan publik untuk menulis keahlian yang diperlukan untuk berhasil menjalankan negara. Machiavelli berpendapat bahwa manfaat sosial stabilitas dan keamanan dapat dicapai bahkan dalam menghadapi korupsi moral. Karena semua pemerintahan berdasarkan Republik dan Kerajaan, Machiavelli mencatat bahwa orang-orang seperti mereka terbiasa untuk mengelola urusan mereka sendiri, bukan urusan atau kepentingan rakyatnya. Machiavelli menasihati bahwa itu akan menghancurkan hati para penduduk. Seorang pemimpin yang bijaksana akan mampu mengantisipasi masalah lama sebelum masalah itu benar-benar muncul.
Kualitas Pemimpin. Di dalam kualitas kepemimpinan ini, Machiavelli menuliskan hal-hal yang membantu mental para pemimpin. Tidak peduli apa pengertian idelasi yang diapdosi sebagai prinsip moralitas pribadi, ia berpendapat, tidak ada jaminan bahwa orang lain akan mengikuti mereka dan menempatkannya di tempat terhormat apabila terdapat kerugian di dalam kehidupan nyata para rakyat. Untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan publik, penguasa atau para pemimpin negara harus mengetahui kapan dan bagaimana untuk melakukan apa yang baik atau tidak untuk dilakukan. Seorang pemimpin yang baik akan selalu memilih sahabat atau rekan  yang menawarkan saran dalam menanggapi pertanyaan spesifik dan melaksanakan bisnis negara mereka tanpa memperhatikan kepentingan pribadi mereka sendiri.
Sumber:

7.     Teori Mao Zedong
Mao Zedong difokuskan kepada kaum tani sebagai kekuatan revolusioner, yang katanya dapat dimobilisasi oleh sebuah partai komunis dengan pengetahuan dan kepemimpinan mereka. Mao Zedong menghubungkan ideology politik dengan strategi militer. Dalam pemikirannya, “Kekuasaan politik berasal dari laras senapan” dan para kaum tani dapat dikerahkan untuk melakukan “perang rakyat”, perjuangan senjata yang melibatkan gerilya dalam 3 tahap.
1.       Tahap pertama, Mao melibatkan mobilisasi dan mengorganisir kaum tani.
2.       Tahap kedua, Mao melibatkan pengaturan pedesaan dasar dan meningkatkan koordinasi organisasi gerilya.
3.       Tahap ketiga, melibatkan transisi perang konvensional.
Konsep kunci yang membedakan Maoisme dari ideologi sayap kiri lainnya adalah keyakinan bahwa perjuangan terus sepanjang tempuh sosialis, sebagai akibat dari kontradiksi antagonis mendasar antara kapitalisme dan komunisme.
Sumber:

8.     Filosofi Federick A. Taylor
Federick A. Taylor dan rekan-rekannya adalah orang pertama yang belajar proses kerja ilmiah. Mereka belajar bagaimana pekerjaan dilakukan dan mereka melihat bagaimana ini mempengaruhi  produktivitas kerja. Taylor percaya bahwa semua pekerja termotivasi oleh uang, jadi dia mempromosikan ide “membayar pekerjaan yang memadai dengan wajar”. Dengan kata lain, jika pekerja tidak mencapai cukup dalam dalam 1 hari, ia tidak layak dibayar sebanyak pekerja lain yang sangat produktif.
Studi “waktu dan gerakan” juga memimpin Taylor untuk menyimpulkan bahwa orang-orang tertentu bisa bekerja lebih efisien daripada orang lain. Oleh karena itu, memilih orang yang tepat untuk pekerjaan adalah bagian penting lain dari efisien kerja. Taylor mengembangkan 4 prinsip manajemen ilmiah, prinsip ini juga dikenal sebagai “Taylorisme”, diantaranya adalah:
1.       Mengganti bekerja dengan “Role of Thumb”
Metode ilmiah ini untuk mempelajari pekerjaan dan menentukan cara yang paling efisien untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
2.       Menetapkan pekerja untuk pekerjaan apa saja
Pekerja untuk pekerjaan mereka berdasarkan kemampuan dan motivasi, melatih mereka untuk bekerja pada efisiensi maksimum.
3.       Memantau kinerja pekerja
Memberikan petunjuk dan pengawasan untuk memastikan bahwa mereka sedang menggunakan cara yang paling efisien untuk bekerja.
4.       Mengalokasikan kerja antara manajer dan pekerja sehingga manajer menghabiskan waktu perencanaan dan pelatihan, mereka memungkinkan para pekerja untuk melakukan tugas mereka secara efisiensi.
Sumber:


No comments:

Post a Comment

Business English 2

Motivation Letter for Applying Information System Programme in Stevens Institute of Technology April 18, 2018 Graduat...